Pandemi covid-19 memberikan dampak signifikan pada setiap aspek kehidupan kita. Aspek yang paling dirasakan perubahannya adalah sosial ekonomi. Interaksi langsung antar orang yang satu dengan yang lain dibatasi. Kalau pun bertemu diimbau berjarak minimal satu meter. Kita tidak bebas lagi untuk bersalaman, apalagi merangkul teman yang sebelumnya sudah dikenal akrab. Kebiasaan “nongkrong” di cafe atau kerja bareng di coworking space jauh berkurang. Bahkan beberapa perusahaan menerapkan work from home atau kerja dari rumah untuk mendukung physical distancing. Tetapi, ada juga orang-orang yang tetap harus keluar dari rumah karena pekerjaan dan orang-orang yang menjadi garda terdepan dalam memerangi covid-19. Selain itu, ada orang-orang yang terpaksa menutup usahanya, diliburkan tanpa mendapat gaji, dan pekerja harian yang tidak mendapatkan pemasukan.
Semua orang sedang mengalami situasi sulitnya sendiri-sendiri dan berjuang untuk menghadapinya. Lalu, siapa harus menolong siapa. Di sinilah solidaritas kita diuji. Apakah kita memilih untuk tidak peduli atau memberikan sebagian rejeki kita untuk orang lain? Apakah kita memilih untuk menimbun masker dan menjual dengan harga tinggi atau menyumbangkan masker? Apakah kita memilih untuk melakukan panic buying sehingga orang lain sulit memenuhi kebutuhannya atau menahan diri dengan belanja sewajarnya.
Sheldon Cohen dalam bukunya “Social Support Measurement and Intervention” menyampaikan bahwa dukungan sosial membuat manusia lebih mampu menghadapi masalah. Dukungan sosial dapat mengurangi tingkat stres yang dirasakan, menumbuhkan optimisme, dan menyediakan solusi untuk mengatasi masalah. Ada kalanya kita memberikan dukungan sosial dan ada kalanya kita yang mendapatkan dukungan sosial. Bersama-sama, kita yakin bisa mengatasi situasi ini.
Umumnya, dukungan sosial bisa didapat dari orang terdekat seperti keluarga dan teman, tokoh agama, atau orang ahli seperti psikolog dan tenaga sosial. Namun, di era digital saat ini, kita dapat memberikan dan mendapatkan dukungan sosial dari siapa saja. Kita bisa mengirim pesan positif untuk dibaca banyak orang di media sosial atau menyumbangkan dana melalui berbagai aplikasi donasi online. Cohen, dkk. menyebutkan beberapa bentuk dukungan sosial yang bisa kita lakukan.
- Emotional Support
Dukungan emosional adalah dukungan dengan menunjukkan empati dan perhatian kita pada orang lain. Orang yang mendapat dukungan emosional kita akan merasa dipahami dan dibantu, tidak sendirian dalam menghadapi masalahnya, sehingga tingkat stres berkurang. Secara konkret, dukungan emosional dapat dilakukan dalam beberapa aksi nyata berikut:
-
- Berilah perhatian yang sungguh pada orang lain. Kita bisa menyapa dan menanyakan kabar orang lain dengan empatik. Misalnya, bagaimana kondisinya, kesulitan yang dihadapi, atau kesehatan keluarganya.
- Jadilah pendengar yang baik. Kita dengarkan cerita-cerita yang disampaikan dan dorong ia untuk berbicara lebih banyak mengenai kondisinya. Dengan didengarkan, orang akan merasa dipahami dan menjadi lebih tenang.
- Berbicaralah sesuai dengan minat orang lain. Kita perlu memberikan tanggapan yang sesuai dengan topik yang orang lain sampaikan, untuk menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh mendengarkan dan memiliki minat atau perhatian yang sama dengan orang yang bersangkutan.
- Instrumental Support
Dukungan instrumental adalah bantuan nyata dalam bentuk benda atau fisik, seperti memberikan sumbangan dana, alat perlindungan diri, makanan, atau menjadi relawan. Bantuan ini akan lebih powerful ketika kita menunjukkan ketulusan. Artinya, daripada membesar-besarkan kontribusi diri kita, akan lebih baik ketika kita mampu membuat orang lain (yang kita bantu) merasa dirinya penting dan lakukanlah dengan tulus. Misalnya, kita bisa menyampaikan:
-
- Sumbangan alat perlindungan diri (APD) ini tidak ada artinya dibandingkan jasa kalian, para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan, dan sangat membutuhkan APD.
- Apa yang saya miliki tidak akan ada artinya tanpa kehadiran kalian, teman-teman yang selalu menyemangati, mari kita menikmati rejeki yang ada ini bersama-sama.
- Bangsa dan negara ini sudah melakukan banyak untuk saya, sekarang saatnya saya membalas jasa mereka dengan menjadi relawan.
- Informational Support
Dukungan informasi adalah kita berbagi informasi yang membantu orang lain untuk memahami situasi dengan lebih baik dan akhirnya mampu mengambil tindakan yang tepat. Adanya berbagai informasi di media sosial yang sebagian merupakan hoax membuat sebagian besar orang semakin cemas. Akan lebih baik jika kita bisa memberikan informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya. Bahkan tidak hanya informasi negatif, melainkan juga diimbangi dengan informasi positif.Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan dukungan informasi ini adalah hindari menyalahkan, mengomeli, dan mengkritik orang lain. Mungkin ada pendapat, sikap, dan perilaku yang tidak sesuai dengan pemikiran kita. Ketika itu terjadi, kita bisa sampaikan data dan sumber yang lebih akurat, tanpa menyalahkan dan mengkritik orang lain berlebihan, agar suasana tidak menjadi semankin panas.
Mari kita bersama-sama saling mendukung, agar kita mampu bertahan dan melewati kondisi ini, sampai nanti kehidupan sosial ekonomi kita pulih sepenuhnya. Berada dalam kondisi sulit, bukan berarti menghambat kita untuk melakukan kebaikan. Mulai dengan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk orang-orang terdekat kita, kolega kita, dan masyarakat yang ada di sekitar kita.
Andini Admaja – Trainer Dale Carnegie