Sudah hampir satu bulan kita bekerja dari rumah dan menjalani situasi yang mungkin bagi sebagian dari kita dirasa tidak nyaman. Ada berbagai macam rasa yang berkecamuk di dalam dada dan pikiran kita. Rasa cemas akan kelangsungan hidup ke depan, rasa cemas akan nasib perusahaan, nasib teman-teman sekantor bahkan nasib kita sendiri. Di titik inilah rasa ego dan emosi kita sering diuji.
Hal yang wajar kalau di saat sulit seperti sekarang ini kita jadi cepat terbawa emosi, labil dan mudah tersinggung. Sebagai mahkluk sosial, manusia terbiasa untuk berkumpul dan bersosialisasi, tapi sekarang kita diibaratkan seperti burung dalam sangkar, tidak bisa bebas pergi dan berkumpul sesuka hati. Tidak ada yang tahu kapan situasi ini akan membaik.
Apakah yang bisa kita lakukan untuk menghalau rasa takut dan khawatir kita? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan di situasi sekarang ini yaitu menerapkan setidaknya 4 (empat) prinsip dari 30 prinsip mengelola kecemasan yang dari buku How to Stop Worrying and Start Living dari Dale Carnegie:
- Ingat, kecemasan itu mahal harganya.
Semakin kita dihantui rasa khawatir dan takut yang berkepanjangan, imun tubuh kita akan menurun dan kita lebih mudah sakit. Apa mau kita dirugikan dengan hal tersebut di dalam situasi sekarang ini? Bisa-bisa kita jadi korban terserang virus jahat yang sedang melanda dunia ini. Satu pertanyaan yang bisa kita tanyakan dalam diri kita adalah apakah dengan dihantui rasa khawatir dan takut yang berkepanjangan bisa membuat situasi ini membaik? Jika jawabannya tidak, berhentilah untuk khawatir.
- Cobalah melihat sisi positif dari situasi sekarang ini.
Memang kita tidak bisa bekerja normal di kantor, di sisi lain kita bisa lebih dekat dengan keluarga. Anak lebih bahagia melihat orang tuanya ada di samping mereka. Kita juga bisa melakukan hobby yang selama ini tidak sempat kita lakukan.
- Lakukanlah yang terbaik dalam hal yang kita bisa lakukan.
Fokuslah dalam mengerjakan tugas yang sudah diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Contoh: jika kita diberi target untuk menelpon klien setiap hari, usahakan sebaik-baiknya untuk memenuhi target tersebut.
- Berdoalah agar semua ini cepat berakhir.
Pasrahkan alur kehidupan kita kepada Tuhan. Kita sudah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk membantu perusahaan. Selebihnya kita serahkan kepada Yang memberi rezeki, karena jodoh, maut dan rezeki kita sudah diatur oleh Sang Maha Pencipta.
Itulah yang dapat kita lakukan untuk menenangkan diri kita sendiri dalam menghadapi situasi sekarang ini. Setelah kita menenangkan diri sendiri, kita dapat juga intropeksi diri perilaku kita terhadap orang lain. Hanya bertemu secara virtual dengan rekan kerja bukan berarti kita tidak bisa menjalin hubungan baik dan bekerjasama dengan mereka.
Berikut beberapa tips dari Dale Carnegie yang tertulis di buku How to Win Friends and Influence People:
- Berikan apresiasi yang tulus.
Jika tim sudah mencapai target harian, berikan apresiasi karena mereka sudah berusaha sekeras mungkin untuk memenuhi kewajibannya. Ucapan “terima kasih” sekalipun dapat membuat hati anggota tim senang. Sekalipun anggota tim belum dapat mencapai target, yang dapat kita lakukan adalah mengapresiasi usaha yang sudah mereka lakukan. Hindari membebani mereka dengan omelan karena target tidak tercapai karena mungkin ada situasi yang membuat anggota tim tidak dapat mememnuhi targetnya.
- Berikan perhatian yang sungguh.
Menanyakan kabar atau menanyakan apakah anggota tim memerlukan bantuan merupakan bentuk kecil dari memberikan perhatian. Saat anggota tim menyampaikan keluhan atau tantangan yang dihadapi, cobalah untuk mendengarkan dan beri solusi. Kalau kita tidak bisa beri solusi, berempatilah dengan apa yang diutarakannya.
- Jadilah pendengar yang baik.
Saat menelpon klien kadang kita hanya fokus dengan tugas untuk memperoleh info yang dapat menguntungkan kita. Kita juga merasa ingin cepat selesai hingga pulsa tidak membengkak. Hindari memotong pembicaraan, keluh kesah yang diutarakan klien kita mengenai situasi sekarang ini. Mungkin saat itu dia sedang butuh berbagi, dengarkanlah dia maka kita juga bisa meringankan bebannya. Manfaat lain yang kita dapatkan adalah hubungan jadi lebih baik dan mereka merasa diperhatikan sehingga bisa terus mengingat kita.
- Hormati pendapat orang lain. Hindari mengatakan “kamu salah”
Tidak ada orang yang ingin disalahkan dalam mengutarakan pendapat atau saran. Dengarkan, renungkan dahulu. Jika saran anggota tim kita itu baik, lakukan. Jika tidak bisa dilakukan, walaupun pendapatnya baik, beri penjelasan yang bisa diterima. Kita juga bisa memberikan respon seperti ucapan terima kasih dan bertanya ‘mengapa’ untuk mengetahui alasan dari pendapat anggota tim kita.
- Cobalah melihat persoalan dari kacamata orang lain.
Di dalam hidup ini, persoalan yang dihadapi tiap orang berbeda-beda, alangkah baiknya untuk tidak cepat-cepat berpikir negatif terhadap orang lain. Posisikan diri kita pada posisi orang tersebut dan pahamilah apa yang dia sampaikan. Jika tidak mengerti, sebaiknya bertanya karena jika kita tidak memahami sudut pandang orang tersebut, kita akan terlihat seperti orang egois.
Dalam situasi sekarang ini, banyak orang yang tertekan baik karena beban pekerjaan atau ketidakpastian akan masa depan. Berita-berita yang didengar, dibaca dan dilihat setiap hari selalu menimbulkan kekhawatiran yang mendalam. Orang menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung, emosi dan naik darah. Tips di atas dapat diterapkan agar kita lebih tenang dan tetap memiliki hubungan baik dengan orang lain. Memang tidak mudah, dan sebaiknya kita mencobanya terlebih dahulu tanpa mengharapkan orang lain melakukannya terhadap kita.
Selain itu, mari terus berdoa agar situasi ini cepat berlalu sehingga kita bisa bekerja lagi dengan normal.
Siti Mutiara Aisyah – Class Management Dale Carnegie Indonesia