REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Survei terbaru menyatakan sebagian besar keputusan dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh emosi. Oleh sebab itu, emosi positif sangat penting untuk dibangun dan berikan kepada pegawai perusahaan.
Dale Carnegie & Associates melakukan survei dengan judul “Pendorong Emosional Keterlibatan Karyawan: Bagaimana Organisasi dan Pemimpin Dapat Mengembangkan Emosi Positif”. Survei itu melibatkan 3.300 responden di 10 negara, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Mexico, Inggris, Brazil, Cina, Jerman, Perancis, India, dan Taiwan.
Hasil dari survei tersebut memperlihatkan perasaan dihargai (valued), percaya diri (confidence), terhubung (connected), dan diberdayakan (empowerment) merupakan emosi-emosi positif yang perlu diperhatikan seorang pemimpin. Hal tersebut berguna menciptakan keterlibatan karyawan dalam perusahaan.
Sebesar 55 persen dari responden mengaku tidak terlibat terhadap perusahaan apabila pemimpin mereka tidak mengasosiasikan emosi positif. Sebaliknya, 40 persen dari responden menjawab terlibat penuh terhadap tempatnya bekerja kalau pemimpin mereka menerapkan tiga sampai empat emosi positif yang ada.
Bukan hanya emosi positif, di dalam sebuah perusahaan tentu sangat umum karyawan merasakan emosi negatif terkait hubungan dengan pimpinan. Riset ini pun menyatakan, terdapat emosi negatif yang sering dirasakan karyawan terhadap pimpinannya seperti, cemas (14 persen), tidak tertarik (11 persen), dan terganggu (10 persen).
“Menghadapi tantangan VUCA, manajemen perusahaan mau tidak mau harus berbenah diri untuk menguatkan budaya di lingkungan kerja demi kelangsungan bisnis,” kata CEO Dale Carnegie Indonesia Paul J. Siregar. VUCA merupakan singkatan dari penuh gejolak (volatility), ketidakpastian (uncertainty), rumit (complexity), dan serba kabur (ambiguity).
Pemimpin, menurut Paul, harus bisa memberi inspirasi emosi positif kepada karyawan. Tanpa kapabilitas tersebut, culture champion tidak bisa tercapai dan masa depan perusahaan pun terancam.