Di musim liburan yang baru lewat kami sangat senang dengan kedatangan 2 cucu yang tinggal di luar kota, mereka menginap dua minggu di rumah kami. Kami berusaha menikmati kebersamaan kami sebanyak-banyaknya. Memasak dan makan bersama, menonton tivi, melihat-lihat album foto, mendatangi tempat sesuai pilihan mereka, meluangkan waktu untuk mengobrol dan bercanda. Satu hal yang membuat kami prihatin adalah sikap cucu kami (F) dia lebih suka menyendiri, asyik dengan gadgetnya, dan bersikap acuh tak acuh sekalipun ditengah banyak orang, berbeda dengan adiknya yang lebih luwes, sering mengobrol, bertanya, ikut terlibat di kesibukan kami.
Di sekolah, prestasi F jauh lebih cemerlang dibandingkan adiknya, selalu termasuk 10 besar, aktif di organisasi sekolahnya, sering terpilih mewakili sekolah di berbagai event. Sementara adiknya termasuk murid dengan prestasi akademik yang sedang-sedang saja, tidak terlalu menonjol di sekolah, meskipun begitu kami merasa nyaman bersamanya. Dua minggu bersama kedua cucu ini membuat kami berpikir bahwa setiap orang semestinya punya kepedulian pada orang lain. Membesarkan anak tidak hanya fokus pada prestasi sekolah, tapi juga perlu melatih kepekaan dan kesediaan anak untuk memberikan pertolongan pada orang lain. Kami ingin menyampaikan ini kepada kedua orang tua mereka, yaitu anak dan menantu kami sendiri, tapi apa alasannya ya? Apakah perilaku menolong orang lain memang ada gunanya untuk dilatihkan kepada anak-anak?
(NT)