Saat ini dan suami sibuk bekerja. Anak kami 2 orang (SMP dan SMA) lebih banyak di rumah dengan asisten rumah tangga kami. Dengan bertambahnya usia, kami ingin anak-anak memperluas pergaulan, aktif berorganisasi, punya banyak teman (tidak hanya di sekolah saja). Meskipun demikian saya tidak mau mereka aktif di sembarang tempat, takut terbawa pergaulan buruk, bu.. Saya pikir gereja adalah tempat ideal untuk mengembangkan bakat dan mengasah pengalaman organisasi anak-anak saya.
Saya dan suami sering membujuk mereka untuk aktif, menjadi misdinar, lektor, pemazmur, gabung di Paduan suara, atau kelompok apapun, bahkan sekedar menambah teman di lingkungan gereja. Anak sulung saya pernah diajak untuk ikut pertemuan kelompok orang muda di gereja, tapi tidak bertahan, hanya 2 kali datang, sesudahnya tidak mau lagi.
Bulan lalu si bungsu mau mencoba ikut latihan lektor, saya tidak bisa menemani jadi dia berangkat sendiri. Di latihan berikutnya dia tidak mau hadir lagi, saya bujuk-bujuk tapi dia tetap tidak mau. Baru kemarin dia cerita : kelompoknya tidak seru, dia merasa “dicuekin” dan “ga dianggap” oleh anggota yang lain. Karena cerita adiknya, anak sulung saya juga jadi curhat kalau di kelompok yang lalu dia juga merasa tidak ada yang menyambut dan menemani, bahkan teman yang mengajaknya pun ternyata asyik berkumpul dengan teman-temannya saja.
Saya merasa hambatan pada kelompok muda katolik saat ini adalah sifat eksklusif, tidak mudah menerima orang baru. Bagaimana cara saya membuat anak-anak dapat aktif di gereja, bu?
L – Bandung