Oleh: Andrianto Kastin – Dale Carnegie Training Bandung
Ada seorang pemuda yang hidup di kota Thal, Austria. Suatu hari pemuda ini berkata,
“ I will come to America, which is the country for me. Once there, I will become the greatest bodybuilder in history. I will go into movies as an actor producer, and eventually director. By the time I am 30, I will have starred in my first movie, and I will be a millionaire. By age 32, I will have been invited to the White House!”.
Apakah Anda bisa menebak siapa pemuda itu?
Benar, dia adalah Arnold Schwarzenegger! Seorang binaragawan, aktor, produser film, wiraswasta, politisi yang menjadi Gubernur California di usianya yang ke-56. Tahukah Anda, kapan dia menyampaikan perkataan tadi? Jawabannya… Di usia 12 tahun, saat dia melihat tayangan olimpiade binaraga di televisi. Spontan seluruh orang di rumahnya meminta dia untuk berpikir realistis dan tidak terlalu mengada-ada. Di usia 21 tahun, dia membuktikan keinginannya dengan migrasi ke Amerika Serikat, menjadi seorang binaragawan, aktor, produser film, dan puncaknya sebagai politisi!
Ada orang-orang yang memiliki visi karena terinspirasi oleh sesuatu, termotivasi, dan memiliki niat yang besar untuk mencapainya. Mereka merencanakan dan mengusahakannya, dan mampu menggerakkan orang-orang di sekitarnya sehingga visi itu tercapai!
Dalam dunia bisnis, kita teringat dengan seorang bernama Steve Jobs, pendiri Apple. Sebelum mendirikan Apple, dia bekerja di salah satu perusahaan teknologi. Di sekitar tahun 1980 dia mempresentasikan idenya di hadapaan Board of Director perusahaan tersebut, dan mengatakan bahwa suatu hari nanti setiap orang akan membawa komputer pribadi yang dapat dimasukkan ke dalam tas, di mana orang dapat mendengar musik, menonton video, dan mengerjakan dokumen dan spreadsheet (lembar kerja hitungan yang panjang) dalam satu waktu tertentu. Spontan seluruh Board of Director menertawakan idenya tersebut, dan mengatakan hal itu terlalu mengada-ada. Steve Jobs mengundurkan diri, dan mendirikan perusahaannya sendiri!
Saat ini, hampir semua orang dan perusahaan menggunakan notebook (laptop/komputer jinjing) sebagai media kerja dan untuk menikmati multimedia. Bahkan melalui Apple, Steve Jobs di masa hidupnya menghasilkan produk-produk revolusioner dari pemikirannya yang visioner. Iphone, smartphone pertama yang menggabungkan fungsi telepon, multimedia, dan internet browser; sedangkan Ipad, smart tablet pertama yang menggabungkan fungsi multimedia, internet browser, bahkan office creator dan editor! Saat ini Apple menjadi perusahaan paling inovatif, yang punya fan base besar, dan selalu dinanti-nantikan produk barunya, bahkan menjadi trendsetter teknologi smartphone lainnya.
Perusahaan dan organisasi membutuhkan orang-orang dan pemimpin visioner untuk bergerak maju dalam era yang penuh kompetisi seperti saat ini.
Dale Carnegie Training menemukan ada 3 karakteristik yang perlu dibangun untuk menjadi seorang pemimpin visioner:
- Pemimpin visioner adalah seorang yang mengantisipasi perubahan
Pemimpin visioner tidak pernah puas dengan suatu standar baku, dia memperkaya dirinya dengan riset-riset terbaru, update dengan teknologi terbaru dalam berbagai industri, selalu melakukan benchmark dengan pesaing bisnisnya. Kompetitor terberat, dan para pemain baru di bisnis tersebut, selalu menjadi sumber benchmark terbaik bagi pemimpin visioner. Perusahaan-perusahaan teknologi disruptif, seperti Uber, AirBNB, Go-Jek, Grab, tidak akan muncul tanpa pemimpin visioner. - Pemimpin visioner merencanakan dan mempersiapkan diri untuk tantangan atau peluang yang akan datang
Kekuatan seorang pemimpin visioner adalah pribadi yang proaktif – bukan reaktif – dalam menghadapi suatu tantangan atau peluang yang akan datang. Pemimpin yang reaktif baru melakukan hal berbeda saat peluang/tantangan datang. Pemimpin yang proaktif mempersiapkan diri sebelum peluang / tantangan datang. Hal ini yang terkadang membuat pemimpin visioner tidak mudah dipahami oleh anggota organisasi lainnya yang masih terkungkung oleh pola pikir realistis situasi saat ini. Banyak ide-ide visioner mati hanya karena dirasa tidak dibutuhkan “saat ini”. Pemimpin visioner memiliki pola pikir ini: “Seandainya nanti hal ini terjadi, apa yang perlu kita lakukan?” - Pemimpin visioner, mengelola tantangan jangka pendek dengan solusi jangka panjang.
Pemimpin yang tidak visioner sering kali terjebak menyelesaikan masalah yang sama, berulang-ulang, dalam waktu yang berbeda. Yang dia pikirkan hanya menyelesaikan permasalahannya saja. Para pemimpin visioner punya pola pikir bukan sekedar, apa saja penyebabnya? Tapi mereka berpikir Supaya masalah yang sama tidak berulang, apa yang perlu saya lakukan? Masalah apa lagi yang mungkin bisa muncul; dan apa yang bisa saya lakukan agar saya tidak terkena masalah lain? Mereka mampu melihat bila suatu tindakan dilakukan / tidak dilakukan, apa manfaat dan resiko jangka panjangnya. Tantangannya mereka memang perlu meyakinkan orang-orang yang tidak visioner di sekelilingnya tentang pemikirannya tersebut.
Tiga hal ini yang sangat membedakan antara seorang pemimpin yang visioner dengan pemimpin yang biasa-biasa saja.
Sejarah telah membuktikan kehadiran pemimpin-pemimpin yang visioner menciptakan sustainable growth dalam perusahaan-perusahaan saat ini.
Seandainya ada seseorang di perusahaan kita, yang selalu muncul dengan ide-ide baru, selalu berubah-ubah dalam waktu yang cepat, berpikir terlalu optimis, maka waspadalah!
Waspadalah!
Kemungkinan orang tersebut bukanlah orang yang terlalu mengada-ada, tidak konsisten dan detail, atau tidak realistis. Tetapi dialah pemimpin visioner yang kita cari-cari selama ini!
Tentang Penulis
Penulis adalah Master Trainer berlisensi dari Dale Carnegie & Associates, Inc. yang berkarya di Dale Carnegie Bandung sejak 2006. Sebagai Sales Manager dan Head of Corporate Solution Division di PT Dasindo Media cabang Bandung (pemegang lisensi Dale Carnegie Training di Indonesia), penulis sudah banyak membantu perusahaan merancang kurikulum dan program-program pengembangan SDM.